June 01, 2010

Sehari di Keramba-Pulau Pahawang

Technorati Tags: ,

Jumat, 28 Mei 2010, umat Budha memperingati hari Raya Waisak. Sekolah diliburkan, istilah kerennya 'long weekend'.. :P . Dua hari sebelumnya bapaknya anak-anak mengabarkan ada undangan dari rekan sekantornya, Frans yang mengajak kami bermain di keramba milik Yoyok, saudaranya. Undangan itu disambut AiRen dengan teriakan gembira yang cenderung histeris. Kami sudah pernah berlibur ke sana sekitar setahun yang lalu dan AiRen sangat menikmati bermain di sana. Si kecil HanErl yang memang belum terlalu mengerti hanya mengikuti kakaknya, ikut berteriak gembira. Yang dia tau hanya dia akan diajak berenang di laut.

Perlengkapan berlibur di keramba sudah disiapkan sehari sebelumnya. Anak-anak, termasuk saya tak sabar untuk segera ke sana. Kami semua hobi bermain air alias berenang, anak-anak juga senang sekali mendapat pengalaman baru melihat berbagai macam binatang laut, melihat bagaimana cara memancing, memberi makan ikan yang diternak, sungguh menambah wawasan mereka. Semua perlengkapan sudah siap, kacamata renang, ban renang untuk si kecil, baju renang, baju ganti, termasuk bekal selama perjalanan dan di keramba.

Perjalanan menuju pantai tempat penyebrangan ke keramba membutuhkan waktu sekitar 45 menit dari rumah. Namun, karena kami sebelumnya menjemput Frans dan Yoyok ke rumahnya, perjalanan menuju pantai membutuhkan waktu lebih dari 45 menit. Sesampainya di pantai, kami pindah ke perahu milik Yoyok menuju keramba. Lama waktu yang ditempuh untuk sampai ke keramba sekitar 45 menit. Sungguh tak terasa lama karena pemandangan yang disuguhkan sayang untuk dilewatkan, pulau-pulau dengan bukit-bukitnya yang masih hijau (dan perawan... :) ), pantai yang dari kejauhan tampak seperti garis putih melintang membatasi warna biru laut dan hijau pepohonan. Langit biru yang cerah menambah ceria perjalanan kami.

Akhirnya.... sampai juga di tempat tujuan... :) Keramba terletak di dekat pantai pulau Pahawang, bukan di bibir pantai tetapi sedikit menjorok ke laut. Sebelum membagi cerita kegiatan liburan kami, saya ingin bercerita sedikit soal keramba (sedikit... karena memang pengetahuan saya soal keramba juga sedikit, hasil nguping kiri kanan..hehehe...).

Keramba adalah tempat pembiakan, pemeliharaan dan penampungan ikan dan hewan air lainnya. Keramba milik Yoyok yang berada di laut dekat pulau Pahawang, memelihara ikan kerapu. Keramba terdiri dari bangunan yang terbuat dari kayu dan bambu dengan atap seng. Bangunan tersebut diikat dengan beberapa jangkar agar tetap berada diposisinya. Di bagian bawah bangunan diikat drum-drum plastik yang diisi angin supaya bangunannya tetap mengapung di atas laut dan keramba bergerak mengayun mengikuti gerak ombak. Disaat ombak sedang tenang, bangunannya jg tenang tak bergerak namun disaat ombak sedang besar, bangunannya ikut terombang ambing mengikuti ombak.

Bangunan ini berfungsi sebagai tempat tinggal pegawai yang mengurus keramba sekaligus kantor administrasi. Bangunan memanjang berukuran sekitar 10m x 6m dibagi menjadi 3 ruang, kamar tidur untuk istirahat pemilik keramba terletak di sisi kiri bangunan. Di sisi kanan bangunan berupa ruang dapur sekaligus penyimpanan perkakas. Di bagian tengah bangunan merupakan area multifungsi, sekedar tempat berkumpul pegawai atau tamu yang sedang berkunjung, sebagai ruang makan dan bisa juga berfungsi menjadi tempat beristirahat pegawai. Kamar mandi terletak di dalam kamar tidur, berada di samping bangunan yang ditutup atap seng. Lantai kamar mandi juga berupa papan-papan yang disusun sengaja tidak rapat sehingga air langsung terbuang ke laut yang berada di bawahnya. Begitu juga tempat pembuangan air yang hanya berupa lubang pada lantai papannya.. (jangan dibayangin, pertama kali ke sana juga saya merasa jijik... :P). Tidak diperlukan lagi saluran pembuangan air kotor. Untuk air mandi dan air minum mereka suplai dari darat yang ditampung di dalam drum besar di dalam kamar mandi, sekaligus berfungsi sebagai bak mandi. Di depan bangunan dibuat teras sepanjang bangunan tersebut dengan lebar sekitar 2.5m, yang juga multi fungsi. Tempat berkumpul favorit kami saat berkunjung ke sana, bersenda gurau, mempersiapkan alat pancing dan makan bersama juga kami lakukan di teras.

Area di luar bangunan (kalo di darat lebih dikenal dengan halaman rumah... :)) dibuat petak-petak dari papan dan bambu berukuran sekitar 2.5m x2.5m tiap petaknya. Petaknya terbuat dari papan-papan kayu yang disambung dengan bangunan utama. Di bagian bawah petak kayu juga diikat drum-drum plastik yang diisi angin. Papan kayu tersebut juga berfungsi sebagai jalan setapak. Di atas petak-petak di pasang atap jala dengan tiang kayu sebagai penopangnya. Atap jala berguna menahan sinar matahari yang terlalu terik. Di dalam petak-petak dipasang jala besar untuk menampung ikan. Tiap petak berisi ikan yang disesuaikan dengan umur ikan kerapu, dari yang masih kecil/bibit sampai yang sudah siap dipanen. Ada sekitar 12 petak di tiap lokasi keramba. Jadi, di sana juga ada keramba milik orang lain...6 lokasi keramba yang berjejer samping menyamping satu sama lain. Yup, di sana ada tetangganya juga..sama seperti perumahan di darat.. :)

Tak lama kami berada di sana, awan mendung menutupi langit...lumayaan, semilir angin dingin berhembus membawa kesegaran. Kami bersyukur sekaligus memohon jangan sampai hujan membuat acara berenang nanti sore batal :P . Tak peduli dengan mendung yang menggayut, anak-anak asyik mengelilingi petak-petak keramba memperhatikan ikan-ikan di dalamnya. Di sekeliling keramba juga banyak sekali ikan yang berseliweran mengundang tangan-tangan kecil menyentuhnya. Eittsss...tapi hati-hati, karena banyak juga terdapat ubur-ubur atau anak-anak mengenalinya dari buku dan televisi sebagai jelly fish :) . Katanya sih bisa membuat kulit gatal-gatal bila menyentuhnya. Ada juga kepiting, penyu yang 'numpang lewat' di dekat jala. Anak-anak seperti terhipnotis dengan pemandangan alam bawah laut tersebut.

Tiba waktunya makan siang, yang paling ditunggu-tunggu nih :) . Kami dijamu oleh Yoyok dengan ikan kerapu bakar! Hmmm... dari aroma asap bakarannya saja sudah meneteskan air liur. Oh ya, keramba juga dilengkapi fasilitas listrik yang menggunakan genset. Peralatan listrik seperti televisi, penanak nasi dan dispenser air minum juga disediakan di sana. Salah satu pegawai di sana yang kami panggil Bu Narti, menyiapkan menu makan siang kami. Nasi hangat, sayur asem, ikan kerapu “segar” bakar. Saya tekankan kata “segar” karena memang betul-betul segar, di ambil langsung dari petak keramba dan langsung diolah, sehingga daging ikan terasa manis, gurih dan 'juicy' tanpa perlu menggunakan bumbu-bumbu yang berlebihan. Dan tak lupa, sambal ulek menemani makan siang kami. Mantaappp!!! :) terima kasih Bu Narti... .

Puas makan kenyang, bapak-bapak mulai menyiapkan pancingan mencoba peruntungan dan keahlian mereka demi mendapatkan ikan. Tentu saja area memancing di luar jala petak keramba :) . Sementara mereka sibuk memancing, saya beristirahat di teras mengobrol dengan Bu Narti, sambil mengawasi anak-anak yang tidak puas berkeliling keramba, sesekali bermain dengan anjing penjaga yang sengaja dipelihara untuk menjaga keamanan di keramba. Ternyata di sana yang namanya pencuri juga ada lhoo.. :) . Dari cerita Bu Narti, biasanya, ada saja orang yang berusaha mengambil ikan yang siap panen melalui bawah petak saat malam tiba. Mereka menyelam di bawah laut, menyobek jala dan mengeluarkan ikan-ikan tersebut. Naluri dan indra anjing penjaga yang peka sangat membantu dalam memperingati pegawai keramba bila ada orang yang bermaksud jahat.

Beberapa jam kemudian, awan semakin gelap, angin kencang berhembus. Perkiraan Yoyok akan datang badai sebentar lagi, katanya, 'angin timur datang membawa badai'. Anak-anak, saya dan Bu Narti mengungsi ke dalam kamar sedangkan bapak-bapak membereskan pancing dan hasil tangkapannya (lumayan... ada 3 ekor seukuran 2 telapak tangan dewasa...bisa dibakar untuk makan malam nih... :P ). Benar saja, tak lama, hujan deras, angin kencang, ombak menghantam keramba. Membuat keramba terombang-ambing, papan-papan kayu bangunan berderit-derit, atap seng berkeriut, tak mau kalah dengan deritan papan kayu. Salah satu tiang penyangga atap jala di atas petak rubuh. Suami yang tidak kuat diayun ombak mengeluh pusing dan mual, istilahnya, mabok laut.. :) . Anak-anak tetap riang bermain di dalam kamar, mungkin melihat kami yang juga tenang menghadapi badai. Terus terang saya ingin badai cepat berlalu (supaya rencana berenang tidak gagal.. :) ), tetapi hati ini tetap tenang karena yakin kami didampingi oleh orang yang ahli (hmmm... andai keyakinan ini bisa diterapkan saat menghadapi badai kehidupan dan berserah, percaya pada ahlinya, Sang Kuasa... :P ).

Syukurlah, badai tak sampai satu jam menggelayuti daerah keramba. Cuaca mulai terang, menyisakan sedikit gerimis. Saatnya untuk, berenang...horeee!!! Segera kami bersiap-siap mengganti pakaian dengan perlengkapan berenang. Dengan perahu kami menuju lokasi yang aman untuk berenang. Dan tentunya menjauhi lokasi keramba (ingat cerita saya di atas mengenai pembuangan air kotor... :D ). Yoyok dan pegawainya yang telah mengenal kawasan sekitar dengan mudah menemukan lokasi yang tepat dan aman. Saya bilang tepat karena menyuguhkan pemandangan bawah laut yang sangat indah. Terumbu karang yang masih asli dengan berbagai macam ikan hias berwarna-warni berenang menyelusup di antara terumbu karang. AiRen sangat bersemangat berenang sambil melihat ikan beraneka jenis yang lucu-lucu berada di dekatnya, berenang kesana kemari seakan mengajaknya bermain-main. Sayang, si kecil HanErl belum bisa berenang sambil menyelam meski kacamata renang sudah siap bertengger di pangkal hidungnya. Puas menikmati pemandangan alam bawah laut, rasanya kurang afdol bila tidak berenang. Saya mencoba berenang sambil mencari-cari area yang lebih leluasa untuk berenang. Tiba-tiba bagian dasar laut sudah tak kelihatan, gelap sekali, terumbu karang yang indah lenyap hanya hitam pekat yang ada. Deg! Hati saya langsung menciut, berbagai pikiran buruk merasuki saya, 'Duuhhh, gimana ya kalau ada hiu, ikan paus...akkhhhh nanti ada monster bawah laut yang tiba-tiba muncul dari bawah laut, gimana ntar ada anaconda seperti yang terjadi di film-film...'. Woaaa...jantung saya berdegup tambah kencang, tanpa ba bi bu lagi saya langsung balik arah, berenang secepatnya ke tempat yang lain berkumpul... :P . Kemudian saya berenang ke arah lain mengajak suami untuk menemani saya, takut ketemu lagi dengan area hitam pekat yang tak berujung (hihihi...) . Akhirnya ketemu juga area yang asyik untuk berenang, cukup dalam tapi tidak sepekat tadi, apalagi ada yang mengawal sehingga bisa berenang dengan lebih tenang :) .

Puas berenang, bermain air, bermain di pantai, kami bersiap-siap kembali ke keramba untuk membersihkan diri. Anak-anak gembira mengumpulkan hasil buruan mereka, kerang, pecahan batu karang yang lucu bentuknya, berwarna-warni. AiRen membawa dan menjaga dengan hati-hati hasil temuannya, bintang laut seukuran telapak tangannya, berwarna merah. Matahari sudah mulai turun ke peraduannya, perahu bergerak melambat mengarah ke tepi keramba.

Selesai membersihkan diri, telah terhidang menu makan malam kami sebelum mengakhiri liburan yang menyenangkan. Ikan bakar hasil tangkapan dan ikan kerapu yang kali ini dimasak tim dengan bumbu bawang putih dan jahe. Kami semua makan dengan lahap mengembalikan energi yang terkuras saat berenang tadi. Tiba saatnya kami beranjak dari keramba membawa pulang pengalaman indah hari ini dan tentu saja hasil temuan anak-anak di pantai... :) .

Selamat tinggal semuanyaaa...terima kasih sudah membuat liburan kami begitu berkesan, kami pasti akan kembali ke sini.... :)